-->
1.
ASUHAN
INTRANATAL
Dengan
memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Pendekatan
yang membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan dengan aspek sosial,
nilai-nilai dan budaya setempat.
2.
FALSAFAH IBU BERSALIN DI KOMUNITAS
ü Bidan meyakini bahwa setiap
individu berhak untuk merasa aman,puas terhadap pelayanan masyarakat.
ü Yakin bahwa proses kehamilan dan
persalinan dapat di tingkatkan kualitasnya melalui pendidikan,kesehatan dan
intervensi berbentuk dukungan.
ü Asuhan ibu bersalin yang berfokus
pada kebutuhan individu dan keluarganya baik emosi,fisik dan sosial
ü Asuhan di berikan secara terus
menerus yang menekankan pada aspek keamanan menajemen klinis yang sesuai
standar.
3.
TUJUAN
a. Memastikan persalinan yang telah
direncanakan
b. Memastikan persiapan persalinan
bersih, aman, dan dalam suasana yang menyenangkan
c. Mempersiapkan transportasi, serta
biaya rujukan apabila diperlukan.
4.
PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
v Standar
pelayanan kebidanan
a.
Asuhan
saat persalinan
b.
Persalinan
yang aman
c.
Pengeluaran
plasenta dengan penegangan tali pusat
d.
Penanganan
kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.
v Persiapan
Bidan
Bidan yang bekerja di desa,puskesmas,maupun pustu dilihat dari
tugasnya-tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas.
Persiapan bidan dalam memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah “harus
mempersiapkan diri sebaik-baiknya terutama dari segi kompetensi,sehingga dpt
mmemberikan pelayanan yang bersih dan aman.
v Persiapan
rumah dan lingkungan
·
Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang harus diketahui
oleh keluarga, yaitu :
a.
Rumah
cukup aman dan hangat
b.
Tersedia
ruangan untuk proses persalinan
c.
Tersedia
air mengalir
d.
Terjamin
kebersihannya
e.
Tersedia
sarana media komunikasi
·
Rumah
Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat rumah diantaranya :
Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat rumah diantaranya :
a.
Ruangan
sebaiknya cukup luas
b.
Adanya
penerangan yang cukup
c.
Tempat
nyaman
d.
Tempat
tidur yang layak untuk proses persalinan
v Persiapan
alat / bidan kit
Perlengkapan yang harus disiapkan oleh keluarga untuk melakukan
persalinan di rumah
Persiapan untuk pertolongan persalinan
o
Tensimeter
o
Stetoskop
o
Monoaural
o
Jam
yang mempunyai detik
o
Termometer
o
Partus
set
o
Heacting
set
o
Bahan
habis pakai ( injeksi oksitosin,lidokain,kapas,kasa,detol/lisol)
o
Set
kegawatdaruratan
o
Bengkok
o
Tempat
sampah basah,kering dan tajam
o
Alat
–alat proteksi diri
v Persiapan
ibu dan keluarga
o
Waskom
besar
o
Ember
penyediaan air
o
Tempat
untk cuci tangan,sabun,handuk kering
o
Baju
ganti ibu
o
2
kain panjang
o
Gurita
o
Pembalut
o
Handuk
o
Sabun
o
Waslap
o
Perlengkapan
pakaian bayi
o
Selimut
bayi
5. MANAJEMEN IBU INTRANATAL
v Intranatal di rumah.
·
Asuhan
Persalinan Kala I
Bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai
dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman
Bidan perlu mengingat konsep tentang konsep sayang ibu,
rujuk bila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian penting lainnya
·
Asuhan
Persalinan Kala II
Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu
maupun bayi
Bidan dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan
Bidan dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan
·
Asuhan
Persalinan Kala III
Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil
dalam melakukan manajemen aktif kala III
Hal penting dalam asuhan persalinan kala III adalah mencegah
kejadian perdarahan, karena penyebab salah satu kematian pada ibu.
·
Asuhan
Persalinan Kala IV
Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua
jam setelah plasenta lahir.
Pengawasan/observasi ketat dilakukan pada hal-hal yang
menjadi perhatian pada asuhan persalinan kala IV.
v Kegawatdaruratan persalinan.
·
Jangan
menunda untuk melakukan rujukan
·
Mengenali
masalah dan memberikan instruksi yang tepat
·
Selama
proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya lakukan pendampingan secara
terus menerus
·
Lakukan
observasi Vital Sing secara ketat
·
Rujuk
segera bila terjadi Fetal Distress
·
Apabila
memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat kasus dengan singkat
I.
ASUHAN IBU POST PARTUM DIRUMAH
1.
JADWAL KUNJUNGAN
Paling sedikit 4 kali kunjungan pada
masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru tahir dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan
pada masa nifas adalah:
- Kunjungan I ( 6-8 jam setelah
persalinan)
Tujuan:
-
Mencegah
perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri
-
Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
-
Membenkan
konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
-
Pemberian
ASI awal
-
Melakukan
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
-
Menjaga
bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi
-
Jika
petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru
lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
- Kunjungan II ( 6 hari setelah
persalinan)
Tujuan:
-
Memastikan
involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau
-
Menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal
-
Memastikan
ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat
-
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda¬ tanda penyulit
-
Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
·
Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)
Tujuan: sama dengan kunjungan II
yaitu :
-
Memastikan
involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau
-
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal
-
Memastikan
ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat
-
Memastikan
ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda¬ tanda penyulit
-
Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
·
Kunjungan
IV ( 6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
-
Menanyakan
pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami
-
Memberikan
konseling untuk KB secara dini.
Asuhan
Post Partum Di Rumah
Asuhan
post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling.
Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga diupayakan dapat
berinteraksi dalam suasana yang rileks dan kekeluargaan.
Tantangan
yang dihadapi bidan dalam melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada
ibu dan bayi di rumah, pada pelaksanaannya bisa cukup unik, sehingga bidan akan
memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir secara kritis
untuk meningkatkan suatu pilihan kreatif perawatan bersama keluarga.
- Perencanaan Kunjungan Rumah
Dalam memberikan asuhan kebidanan
pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :
-
Merencanakan
kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah kepulangan klien
ke rumah.
-
Pastikan
keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan
bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
-
Menjelaskan
maksud dan tujuan kunjungan.
-
Rencanakan
tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat dan perlengkapan yang akan
digunakan.
-
Pikirkan
cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan yang
baik dengan keluarga.
-
Melakukan
tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan
kepada klien.
-
Buatlah
pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
-
Sediakan
sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.
Keamanan merupakan
hal yang harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan rumah tanpa
menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien. Bagaimanapun bidan harus
tetap waspada. Tindakan kewaspadaan ini, dapat meliputi :
-
Mengetahui
dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien.
-
Gambar
rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat, perhatikan keadaan di sekitar
lingkungan rumah klien sebelum kunjungan diadakan untuk mengidentifikasi
masalah potensial yang kemungkinan akan muncul.
-
Beritahu
rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan dan beri kabar kepada rekan
anda segera setelah kunjungan selesai.
-
Bawalah
telepon selular dan yakinkan batere telepon selular anda telah diisi ulang.
-
membawa
cukup uang dan uang recehan untuk menelepon dari telepon umum jika diperlukan.
-
Menyediakan
senter khususnya untuk kunjungan malam hari.
-
Sebaiknya
memakai tanda nama pengenal dan kenakan sepatu yang pantas dan nyaman, serta
hindari memakai perhiasan yang mencolok..
-
Waspada
terhadap bahasa tubuh yang diisyaratkan dari siapa saja yang ada selama
kunjungan.
-
Tunjukkan
perasaan menghargai di setiap kesempatan.
-
Saat
perasaan tidak aman muncul, segeralah akhiri kunjungan.
2. MANAJEMEN
IBU POST PARTU
- Defenisi
Asuhan ibu postpartum adalah asuhan
yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran, sampai 6 minggu setelah
kelahiran
- Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan
terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat
selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan
- Asuhan pada ibu nifas
a.
Kersihan
Diri
-
Anjurkan
kebersihan seluruh tubuh
-
Mengajarkan
ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan ibu
mengerti membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
kebelakang, baru kemudian memmbersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu
untuk membersihkan diri selesai buang air kecil atau besar.
-
Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
-
Sarankan
ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sessudah membersihkan
daerah kelaminnya
-
Jika
ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk mrnghindari
menyentuh daerah luka.
b.
Istirahat
-
Anjurkan
ibu untuk beristirahat cukup mencegah kelelahan yang berlebihan
-
Sarankan
ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur
siang atau beristirahat selagi bayi tidur
-
Kurang
istirahat akan memmpengaruhi ibu dalam beberapa hal :
o Mengurangi jumlah ASI
o Memperlambat proses involusi uterus
dan memperbanyak perdarahan
o Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan
merawat bayi dan diri sendiri
c.
Senam
nifas
-
Diskusikan
pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal ibu akan
merasa kuat dan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa
sakit pada punggung.
-
Menjelaskan
bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
o Dengan tidur terlentang dengan
lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam
dan angkat dagu kedada, tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi 10
kali.
o Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan
otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi
latihan sebanyak 5 kali.
o Mulai dengan mengerjakan 5 kali
latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih
banyak. Pada minggu ke 6 setelah persalinan itu harus mengerjakan setiap
gerakan sebanyak 30 kali.
d.
Gizi
Ibu menyusui harus :
-
Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari
-
Makan
dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
-
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
-
Pil
zat besi harus dimnum untuk mendapatkan tambahan zat gizi selama 40 hari pasca
bersalin
-
Minum
kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASInya.
e.
Perawatan
Payudara
-
Menjaga payudara tetap bersih dan
kering
-
Menggunakan
bra yang menyokong payudara
-
Apabila
puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting
susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan mulai dari puting
yang tidak lecet.
-
Apabila
lecet sangat berat dapa diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.
-
Unuk
menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
-
Apabila payudara bengkak akibat pemberian ASI. Lakukan :
o Pengompresan payudara dengan
menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
o Urut payudara dari pangkal menuju
puting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju
puting.
o Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan
payudara sehingga putting susu menjadi lunak
o Susukan bayi 2-3 jam sekali. Apabila
tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan.
o Letakkan kain dingi pada payudara
setelah menyusui.
o Payudara keringkan
f.
Hubungan
Seksual
-
Secara
fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan
ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu
darah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai
melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
-
Banyak
budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu
tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
trgantung pada pasangan yang bersangkutan.
g.
Keluarga
Berencana
-
Idealnya
pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka
merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada meraka cara mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan.
-
Biasanya
wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi
haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode amenorhe laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko
ini ialah 2% kehamilan.
-
Sebelum
menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:
o Bagaiman metode ini dapat mencegah
kehamilan dan efektifitasnya
o Kelebihan/keuntungan
o Kekurangannya
o Efek samping
o Bagaimana menggunakan metode ini
o Kapan metode itu dapat mulai
digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui
-
Jika
seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu
denganya lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh
ibu/ pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik.
3. POST
PARTUM GROUP
Di dalam
melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah
dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan mempertimbangkan
jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya.
Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu postpartum atau di Posyandu dan Polindes.
Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu postpartum atau di Posyandu dan Polindes.
Kegiatannya
dapat berupa penyuluhan dan konseling tentang:
- Kebersihan diri (personal
hygiene)
-
Menganjurkan
ibu untuk membersihkan seluruh badan (mandi) minimal 2 kali sehari.
-
Mengajarkan
ibu bagaimana membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air dari arah
depan ke belakang.
-
Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut minimal 2-3 kali sehari.
-
Sarankan
ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan
genitalia.
-
Apabila
ibu mempunyai luka bekas episiotomi, maka sarankan ibu untuk tidak menyentuh
daerah luka
- Istirahat
-
Sarankan
ibu untuk beristirahat dengan cukup, sebaiknya ibu istirahat di saat bayinya
sedang tidur.
-
Sarankan
ibu agar mengerjakan pekerjaan rumah pertahan-lahanü
- Gizi
-
Nasi
200 gram (1 piring sedang)
-
Lauk
1 potong sedang
-
Tahu/tempe
1 potong sedang
-
Sayuran
1 mangkuk sedang
-
Buah1
potong sedang
-
Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari
-
Makanan
dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
-
Minum
sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)
-
Meminum
pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
-
Minum
kapsul vitamin A
- Menyusui
-
Tanda-tanda
ASI cukup
o Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam
24 jam
o Bayi sering BAB, berwama kekuningan
“berbiji”
o Bayi tampak puas, sewaktu-waktu
merasa lapar, kemudian bangun tapi tidur cukup
o Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali
dalam 24 jam
o Payudara terasa kosong setiap kali
selesai menyusui
o Berat badan bayi bertambah
-
Bayi
harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar, jika tayi dibiarkan tidur lebih
dari 3-4 jam atau bayi diberi jenis makanan lain atau payudara tidak
dikosongkan dengan baik setiap kali menyusui, maka "pesan hormonal"
yang diterima otak ibu adalah untuk menghasilkan susu lebih sedikit.
-
Meningkatkan
suplai ASI
-
Menyusui
bayi setiap 2 Jam, lama ± 10-15 menit
-
Pastikan
posisi ibu benar saat menyusui bayinya
-
Susukan
bayi dalam keadaan tenang dan suasana yang nyaman
-
Tidurlah
bersebelahan dengan bayi
-
Tingkatkan
istirahat dan hidrasi
- Perawatan payudara
-
Menjaga
payudara tetap bersih dan kering
-
Gunakan
bra yang menyokong
-
Apabila
puting susu lecet, keluarkan kolostrum dan oleskan setiap kali selesai menyusui
-
Apabila
lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam
-
Payudara
yang bengkak dapat dikompres hangat selama 5 menit
-
Untuk
menghilangkan nyeri, ibu dapat diberikan parasetamol 500 mg setiap 6-8 jam
- Lochea
Pembagian lochea antara lain:
-
Lochea
rubra (1-3 hari postpartum) : warna merah segar dan berisi gumpalan darah, sisa
selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.
-
Lochea
sanguinolenta (3-7 hari postpartum) : berwarna merah kekuningan, berisi darah
dan vernik kaseosa.
-
Lochea
serosa (7-14 hari postpartum) : Berwarna kekuning-kuningan, berisi serum
Lochea alba ( 14-40 hari post partum) : berwarna putih
Lochea alba ( 14-40 hari post partum) : berwarna putih
- Involusi uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang
selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga
dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi
placenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses
proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga akhir kala nifas besarnya
seperti semula dengan berat 30 gram.
- Senggama
Secara fisik untuk memulai hubungan
suami istri, begitu darah merah berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua
jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai hubungan suami istri tergantung
pada pasangannya.
- Keluarga berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu
sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Pasangan sendirilah yang
menentukan kapan ingin berKB. Tapi sebaiknya segera sebelum 40 hari masa nifas.
Tenaga kesehatan akan memberitahu tentang cara, kelebihan, keuntungan, dau efek
samping dari alat kontrasepsi itu. Meskipun beberapa metode KB mengandung
resiko, penggunaan kontrasepsi aman setelah ibu haid kembali.
DAFTAR
PUSTAKA
Depkes RI,
(2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta.
Depkes
RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.
Depkes
RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI.
(1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan
Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan
WHO. Jakarta.
Markum.
A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
Pelayanan
Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial.
2008.
Syahlan,
J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Widyastuti,
Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan
Penelusuran
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar