Cari Blog Ini

Minggu, 30 Desember 2012

ASUHAN IBU INTRANATAL DAN ASUHAN IBU POST PARTUM


-->



A. ASUHAN INTRANATAL PADA KEBIDANAN KOMUNITAS


1.      ASUHAN INTRANATAL
Dengan memberikan asuhan intranatal yang tepat dan sesuai dengan standar, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Pendekatan yang membutuhkan kemampuan analisis yang berhubungan dengan aspek sosial, nilai-nilai dan budaya setempat.
                                                                                            
2.      FALSAFAH IBU BERSALIN DI KOMUNITAS
ü  Bidan meyakini bahwa setiap individu  berhak untuk merasa aman,puas terhadap pelayanan masyarakat.
ü  Yakin bahwa proses kehamilan dan persalinan dapat di tingkatkan kualitasnya melalui pendidikan,kesehatan dan intervensi berbentuk dukungan.
ü  Asuhan ibu bersalin yang berfokus pada kebutuhan individu dan keluarganya baik emosi,fisik dan sosial
ü  Asuhan di berikan secara terus menerus yang menekankan pada aspek keamanan menajemen klinis yang sesuai standar.

3.      TUJUAN
a.       Memastikan persalinan yang telah direncanakan
b.      Memastikan persiapan persalinan bersih, aman, dan dalam suasana yang menyenangkan
c.       Mempersiapkan transportasi, serta biaya rujukan apabila diperlukan.

4.      PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
v Standar pelayanan kebidanan
a.       Asuhan saat persalinan
b.      Persalinan yang aman
c.       Pengeluaran plasenta dengan penegangan tali pusat
d.      Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.

v  Persiapan Bidan
      Bidan yang bekerja di desa,puskesmas,maupun pustu dilihat dari tugasnya-tugasnya berfungsi sebagai bidan komunitas.
      Persiapan bidan dalam memberikan asuhan intranatal di komunitas adalah “harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya terutama dari segi kompetensi,sehingga dpt mmemberikan pelayanan yang bersih dan aman.

v  Persiapan rumah dan lingkungan
·         Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang harus diketahui oleh keluarga, yaitu :
a.       Rumah cukup aman dan hangat
b.      Tersedia ruangan untuk proses persalinan
c.       Tersedia air mengalir
d.      Terjamin kebersihannya
e.       Tersedia sarana media komunikasi

·         Rumah
Tugas bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat rumah diantaranya :
a.       Ruangan sebaiknya cukup luas
b.      Adanya penerangan yang cukup
c.       Tempat nyaman
d.      Tempat tidur yang layak untuk proses persalinan
v  Persiapan alat / bidan kit
Perlengkapan yang harus disiapkan oleh keluarga untuk melakukan persalinan di rumah
Persiapan untuk pertolongan persalinan
o   Tensimeter
o   Stetoskop
o   Monoaural
o   Jam yang mempunyai detik
o   Termometer
o   Partus set
o   Heacting set
o   Bahan habis pakai ( injeksi oksitosin,lidokain,kapas,kasa,detol/lisol)
o   Set kegawatdaruratan
o   Bengkok
o   Tempat sampah basah,kering dan tajam
o   Alat –alat proteksi diri

v  Persiapan  ibu dan keluarga
o   Waskom besar
o   Ember penyediaan air
o   Tempat untk cuci tangan,sabun,handuk kering
o   Baju ganti ibu
o   2 kain panjang
o   Gurita
o   Pembalut
o   Handuk
o   Sabun
o   Waslap
o   Perlengkapan pakaian bayi
o   Selimut bayi

5. MANAJEMEN IBU INTRANATAL
v  Intranatal di rumah.
·         Asuhan Persalinan Kala I
Bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman
Bidan perlu mengingat konsep tentang konsep sayang ibu, rujuk bila partograf melewati garis waspada atau ada kejadian penting lainnya

·         Asuhan Persalinan Kala II
Bertujuan memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi
Bidan dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan

·         Asuhan Persalinan Kala III
Bidan sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam melakukan manajemen aktif kala III
Hal penting dalam asuhan persalinan kala III adalah mencegah kejadian perdarahan, karena penyebab salah satu kematian pada ibu.

·         Asuhan Persalinan Kala IV
Asuhan persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam setelah plasenta lahir.
Pengawasan/observasi ketat dilakukan pada hal-hal yang menjadi perhatian pada asuhan persalinan kala IV. 

v  Kegawatdaruratan persalinan.
·         Jangan menunda untuk melakukan rujukan
·         Mengenali masalah dan memberikan instruksi yang tepat
·         Selama proses merujuk dan menunggu tindakan selanjutnya lakukan pendampingan secara terus menerus
·         Lakukan observasi Vital Sing secara ketat
·         Rujuk segera bila terjadi Fetal Distress
·         Apabila memungkinkan, minta bantuan teman untuk mencatat riwayat kasus dengan singkat






I.         ASUHAN IBU POST PARTUM DIRUMAH

1.      JADWAL KUNJUNGAN
Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru tahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah:
  • Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan:
-          Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri
-          Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
-          Membenkan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
-          Pemberian ASI awal
-          Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
-          Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi
-          Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
  • Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)
Tujuan:
-          Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau
-          Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal
-          Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat
-          Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda¬ tanda penyulit
-          Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.



·         Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)
Tujuan: sama dengan kunjungan II yaitu :
-          Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau
-          Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal
-          Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat
-          Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda¬ tanda penyulit
-          Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
·         Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
-          Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi alami
-          Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Asuhan Post Partum Di Rumah
Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling. Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga diupayakan dapat berinteraksi dalam suasana yang rileks dan kekeluargaan.
Tantangan yang dihadapi bidan dalam melakukan pengkajian dan peningkatan perawatan pada ibu dan bayi di rumah, pada pelaksanaannya bisa cukup unik, sehingga bidan akan memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan keahlian berpikir secara kritis untuk meningkatkan suatu pilihan kreatif perawatan bersama keluarga.
  • Perencanaan Kunjungan Rumah
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan :
-          Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah kepulangan klien ke rumah.
-          Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga.
-          Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
-          Rencanakan tujuan yang ingin dicapai dan menyusun alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
-          Pikirkan cara yang dapat digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga.
-          Melakukan tindakan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kepada klien.
-          Buatlah pendokumentasian mengenai hasil kunjungan.
-          Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut asuhan pada klien.

Keamanan merupakan hal yang harus dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan rumah tanpa menghiraukan dimana bidan berinteraksi dengan klien. Bagaimanapun bidan harus tetap waspada. Tindakan kewaspadaan ini, dapat meliputi :
-          Mengetahui dengan jelas alamat yang lengkap arah rumah klien.
-          Gambar rute alamat klien dengan peta sebelum berangkat, perhatikan keadaan di sekitar lingkungan rumah klien sebelum kunjungan diadakan untuk mengidentifikasi masalah potensial yang kemungkinan akan muncul.
-          Beritahu rekan kerja anda ketika anda pergi untuk kunjungan dan beri kabar kepada rekan anda segera setelah kunjungan selesai.
-          Bawalah telepon selular dan yakinkan batere telepon selular anda telah diisi ulang.
-          membawa cukup uang dan uang recehan untuk menelepon dari telepon umum jika diperlukan.
-          Menyediakan senter khususnya untuk kunjungan malam hari.
-          Sebaiknya memakai tanda nama pengenal dan kenakan sepatu yang pantas dan nyaman, serta hindari memakai perhiasan yang mencolok..
-          Waspada terhadap bahasa tubuh yang diisyaratkan dari siapa saja yang ada selama kunjungan.
-          Tunjukkan perasaan menghargai di setiap kesempatan.
-          Saat perasaan tidak aman muncul, segeralah akhiri kunjungan.
2.      MANAJEMEN IBU POST PARTU
  • Defenisi
Asuhan ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran, sampai 6 minggu setelah kelahiran
  • Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan
  • Asuhan pada ibu nifas
a.       Kersihan Diri
-          Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
-          Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan ibu mengerti membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian memmbersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri selesai buang air kecil atau besar.
-          Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari.
-          Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sessudah membersihkan daerah kelaminnya
-          Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk mrnghindari menyentuh daerah luka.
b.      Istirahat
-          Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup mencegah kelelahan yang berlebihan
-          Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
-          Kurang istirahat akan memmpengaruhi ibu dalam beberapa hal :
o   Mengurangi jumlah ASI
o   Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
o   Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan merawat bayi dan diri sendiri

c.       Senam nifas
-          Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal ibu akan merasa kuat dan menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
-          Menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
o   Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan angkat dagu kedada, tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi 10 kali.
o   Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
o   Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah persalinan itu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
d.      Gizi
Ibu menyusui harus :
-          Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
-          Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
-          Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
-          Pil zat besi harus dimnum untuk mendapatkan tambahan zat gizi selama 40 hari pasca bersalin
-          Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
e.       Perawatan Payudara
-           Menjaga payudara tetap bersih dan kering
-          Menggunakan bra yang menyokong payudara
-          Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan mulai dari puting yang tidak lecet.
-          Apabila lecet sangat berat dapa diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
-          Unuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam
-          Apabila payudara bengkak akibat pemberian ASI. Lakukan :
o   Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
o   Urut payudara dari pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
o   Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting susu menjadi lunak
o   Susukan bayi 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan.
o   Letakkan kain dingi pada payudara setelah menyusui.
o   Payudara keringkan

f.        Hubungan Seksual
-          Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah berhenti dan dia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
-          Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan trgantung pada pasangan yang bersangkutan.

g.      Keluarga Berencana
-          Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada meraka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
-          Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode amenorhe laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko ini ialah 2% kehamilan.
-          Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu:
o   Bagaiman metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
o   Kelebihan/keuntungan
o   Kekurangannya
o   Efek samping
o   Bagaimana menggunakan metode ini
o   Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui
-          Jika seorang ibu telah memiliki metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu denganya lagi 2 minggu utuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/ pasangan itu dan melihat apakah metode tersebut bekerja baik.
3.      POST PARTUM GROUP
Di dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya adalah dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum lainnya.
Kegiatan dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu postpartum atau di Posyandu dan Polindes.
Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling tentang:
  1. Kebersihan diri (personal hygiene)
-          Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh badan (mandi) minimal 2 kali sehari.
-          Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air dari arah depan ke belakang.
-          Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal 2-3 kali sehari.
-          Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan genitalia.
-          Apabila ibu mempunyai luka bekas episiotomi, maka sarankan ibu untuk tidak menyentuh daerah luka
  1. Istirahat
-          Sarankan ibu untuk beristirahat dengan cukup, sebaiknya ibu istirahat di saat bayinya sedang tidur.
-          Sarankan ibu agar mengerjakan pekerjaan rumah pertahan-lahanü
  1. Gizi
-          Nasi 200 gram (1 piring sedang)
-          Lauk 1 potong sedang
-          Tahu/tempe 1 potong sedang
-          Sayuran 1 mangkuk sedang
-          Buah1 potong sedang
-          Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
-          Makanan dengan diet berimbang: protein, mineral, vitamin yang cukup
-          Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)
-          Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
-          Minum kapsul vitamin A
  1. Menyusui
-          Tanda-tanda ASI cukup
o   Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam
o   Bayi sering BAB, berwama kekuningan “berbiji”
o   Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, kemudian bangun tapi tidur cukup
o   Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
o   Payudara terasa kosong setiap kali selesai menyusui
o   Berat badan bayi bertambah
-          Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar, jika tayi dibiarkan tidur lebih dari 3-4 jam atau bayi diberi jenis makanan lain atau payudara tidak dikosongkan dengan baik setiap kali menyusui, maka "pesan hormonal" yang diterima otak ibu adalah untuk menghasilkan susu lebih sedikit.
-          Meningkatkan suplai ASI
-          Menyusui bayi setiap 2 Jam, lama ± 10-15 menit
-          Pastikan posisi ibu benar saat menyusui bayinya
-          Susukan bayi dalam keadaan tenang dan suasana yang nyaman
-          Tidurlah bersebelahan dengan bayi
-          Tingkatkan istirahat dan hidrasi
  1. Perawatan payudara
-          Menjaga payudara tetap bersih dan kering
-          Gunakan bra yang menyokong
-          Apabila puting susu lecet, keluarkan kolostrum dan oleskan setiap kali selesai menyusui
-          Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam
-          Payudara yang bengkak dapat dikompres hangat selama 5 menit
-          Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat diberikan parasetamol 500 mg setiap 6-8 jam
  1. Lochea
Pembagian lochea antara lain:
-          Lochea rubra (1-3 hari postpartum) : warna merah segar dan berisi gumpalan darah, sisa selaput ketuban, sisa vernik, lanugo.
-          Lochea sanguinolenta (3-7 hari postpartum) : berwarna merah kekuningan, berisi darah dan vernik kaseosa.
-          Lochea serosa (7-14 hari postpartum) : Berwarna kekuning-kuningan, berisi serum
 Lochea alba ( 14-40 hari post partum) : berwarna putih
  1. Involusi uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi placenta. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga akhir kala nifas besarnya seperti semula dengan berat 30 gram.
  1. Senggama
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah merah berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Memulai hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.
  1. Keluarga berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Pasangan sendirilah yang menentukan kapan ingin berKB. Tapi sebaiknya segera sebelum 40 hari masa nifas. Tenaga kesehatan akan memberitahu tentang cara, kelebihan, keuntungan, dau efek samping dari alat kontrasepsi itu. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi aman setelah ibu haid kembali.

























DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Depkes RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.
Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.
Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.
Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan
Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar